Rabu, 14 September 2011

Pantai Tanjung setia

Pantai Tanjung Setia (Lampung Barat), sudah terpatri bagi para wisatawan asing, Selain panoramanya alami pantai ini juga menyuguhkan ombak yang sangat menantang. Jangan heran jika pada bulan Juli hingga Oktober selalu dipadati turis asing untuk melakukan surfing, lantaran ombaknya mencapai tujuh meter. tanjung_setia
Deburan ombak di pantai Tanjung Setia yang berhadapan dengan Samudera Hindia, memang membuat gemas bagi para wisatawan yang datang khusus untuk berselancar. Selain ombaknya tinggi dan panjang, kondisi lautnyapun masih alami, belum tercemar bahkan udaranya sangat sejuk dengan kondisi alamnya yang damai, serta jauh dari kebisingan.
Pantai yang berada di sebuah teluk kecil ini, selain menjadi lokasi surfing bagi wisatawan mancanegara dari Australia, Amerika dan negara Eropa lainnya, juga dikenal sebagai tempat berwisata memancing yang kaya ikan laut mulai tuna hingga blue marlin. Juga sebagai tempat berkemah, apalagi ada cottage yang representatif bahkan alami lantaran bangunannya menyatu dengan alam.
Oleh karena itu, tidak berlebihan jika pantai yang berada Pekon Bumi Agung, Kecamatan Biha, sekitar 22 km dari Kota Krui dijuluki mutiara yang terpendam. Karena deburan ombaknya tidak kalah dengan pantai-pantai yang ada di Bali dan Nias. Selain itu, kondisi pasir pantai yang halus, putih bak mutiara serta kebersihan pantai masih terjaga.
Mungkin bagi turis lokal, nama Tanjung Setia memang masih agak asing. Maklum, objek wisata yang potensinya berkelas dunia itu belum banyak dipromosikan. Namun, bagi wisatawan asing, terutama yang hobi berselancar (surfing), Tanjung Setia merupakan tujuan baru yang sangat menantang untuk dicoba.
Menurut wisatawan asing yang datang, memang mereka datang khusus untuk merasakan gempuran ombak dan gelombang di pantai tersebut.
Umumnya mereka mengetahui keberadaan pantai tersebut dari internet atau dari blog-blog surfer yang pernah datang ke Tanjung Setia. Seperti Edu, wisatawan mancanegara asal Bask, Eropa, yang mengetahui Tanjung Setia dari temannya.
tanjung-setia Sebuah ombak besar menderu sambil memuncratkan buih putihnya. Edu bergegas menyambut ombak, mengayuh lalu berdiri di atas papan selancarnya dan kemudian meliuk-liuk menyusuri gelombang yang panjang. Sesekali ia bergerak naik keatas gelombang tersebut dan dengan cepat menukik. Edu mengulangi gerakan itu sampai ke ujung gelombang. Saat itu sekitar pukul 09.30, dan menurut Edu, mulai dari sekitar pukul 09.00 sampai 12.00 ombak di Tanjung Setia memang sedang besar- besarnya.
sumber: lampungbarat.go.id & ulun lampung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar